Maandag 29 April 2013

Prosedur Huknah Tinggi - Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens dengan menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan umum.

Tujuan Huknah Tinggi

Mengosongkan usus untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi dilakukan atau pengosongan sebagai tindak diagnostik / pembedahan

Alat dan Bahan Huknah Tinggi

  1. Pengalas
  2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
  3. Cairan hangat (700 - 1000 ml dengan suhu 40,50C - 430C)
  4. Bengkok
  5. Jely
  6. Pispot
  7. Sampiran
  8. Sarung tangan
  9. Tissue

Prosedur Kerja Huknah Tinggi

  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
  2. Cuci tangan
  3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
  4. Atur posisi pasien dengan posisi Sims kanan
  5. Pasang pengalas di bawah daerah anus
  6. Siapkan bengkok di dekat pasien
  7. Irigator di isi dengan air hangat dan hubungkan kanula rektal. Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri Jelly pada kanula
  8. Gunakan sarung tangan
  9. Masukkan kanula ke dalam rektum ke arah kolon asendens sambil pasien di minta menarik nafas panjang, dan pegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Alirkan air sampai pasien menunjukkan keinginan untuk defekasi
  10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet bila mampu. Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan keringkan dengan tissue jika telah selesai defekasi
  11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan
  12. Catat jumlah feces yang keluar, warna, kepadatan dan respons pasien terhadap tindakan
Prosedur Tindakan Keperawatan Huknah Rendah - Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan) dan pasien yang mengalami obstipasi
Posting tak terpisahkan dengan posting askep kapukonline.com lainnya tentang ( Baca : Prosedur Huknah Tinggi )

Tujuan Huknah Rendah

  1. Mengosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung, seperti BAB
  2. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit)

Alat dan Bahan Huknah rendah

  1. Pengalas
  2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
  3. Cairan hangat (700 - 1000 ml dengan suhu 40,50C - 430C)
  4. Bengkok
  5. Jely
  6. Pispot
  7. Sampiran
  8. Sarung tangan
  9. Tissue
Prosedur Tindakan Keperawatan Huknah Rendah

Prosedur Kerja Huknah Rendah

  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
  2. Cuci tangan
  3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
  4. Atur posisi pasien dengan posisi Sims kiri
  5. Pasang pengalas di bawah glutea
  6. Siapkan bengkok di dekat pasien
  7. Irigator di isi dengan air hangat dan hubungkan kanula rektal. Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri Jelly pada kanula
  8. Gunakan sarung tangan
  9. Masukkan kanula kira-kira 15 cm ke dalam rektum ke arah kolon desendens sambil pasien di minta menarik nafas panjang, dan pegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Alirkan air sampai pasien menunjukkan keinginan untuk defekasi
  10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet bila mampu. Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan keringkan dengan tissue jika telah selesai defekasi
  11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan
  12. Catat jumlah feces yang keluar, warna, kepadatan dan respons pasien

Prosedur Pemasangan Infus




  • Pengertian. Prosedur pemasangan infus (pemasangan infus) adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
  • Tujuan Prosedur pemasangan infus
    • rehidrasi
    • tindakan sebelum transfusi darah
    • tindakan pra dan pasca bedah
    • memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pasien yang mengalami gangguan

  • Persiapan pasien Prosedur pemasangan infus
    • Pasien berbaring di atas tempat tidur
    • pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan
    • pasien diberitahu tentang posisi dan sikap pada saat tindakan
  • pesispan alat Prosedur pemasangan infus
    • IV Catheter (abocath) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
    • infus set
    • cairan infus sesuai kebutuhan
    • tali pembendung (Torniquet)
    • Kapas alkohol
    • betadin
    • kasa steril
    • handskun steril
    • plaster
    • nierbekken
    • gunting verband
    • pengalas
  • Cara Kerja Prosedur pemasangan infus
    • Mencuci tangan
    • menjelaskan tindakan kepada pasien dan meminta persetujuan
    • menjaga privasi pasien (menutup sampiran, jendela, pintu dll)
    • Memakai hadscound
    • membuka infus set, menggeser klem 10 cm dari ruang tetesan dan klem selang infus
    • Menghubungkan infus set dengan botol cairan infus dan gantung
    • isi ruang tetesan hingga setengah dan alirkan cairan ke selang infus agar udara keluar dari selang.
    • pilih vena yang akan ditusuk
    • pasang pengalas
    • siapkan plaster
    • bendung vena dengan tourniquet
    • disinfeksi dareah penusukan dengan kapas aklohol
    • tusukkan abocath ke dalam vena dengan lubang jarum mengahdap ke atas hinnga 1/4 bagian jarum. jiaka darah keluar pada indukator, teruskan tusukan seluruh bagian catheter sambil melepaskan jarum dan sambungkan selang infus
    • buka tourniquet dan klem infus dan lihat kelancaran tetesan. Bila tetesan lancar, fiksasi dengan plaster.
    • letakkan kasa yang sudah diolesi betadin pada vena yang ditusuk dan plaster
    • amankan selang infus dengan plaster
    • atur tetesan infus sesuai kebutuhan
    • ambil pengalas
    • kembalikan posisi pasien yang nyaman
    • rapikan alat dan buka handscount
    • evaluasi tindakan
    • cuci tangan
MACAM – MACAM ALAT – ALAT KESEHATAN 
a.      Stetoskop
Stetoskop atau stethoscope adalah alat kedokteran yang paling sering dikaitkan dengan profesi seorang dokter bahkan sepertinya sudah merupakan simbol seorang dokter. Rasanya belum sah bila seorang dokter tidak memiliki alat ini. Tidak heran kalau  seorang dokter spesialis radiologi ataupun dokter ahli laboratorium klinik  yang jarang sekali perlu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasiennya secara langsungpun memiliki setoskop.
Stetoskop berasal dari kata Yunani stetos yang artinya dada dan skopein yang artinya memeriksa. Alat kedokteran ini merupakan media untuk menyampaikan suara-suara di dalam tubuh seorang pasien kepada telinga dokter yang memeriksanya.
Fungsi dari stetoskop ini adalah untuk mendengarkan detak jantung, suara usus, dan lain sebagainya. Dengan kemampuannya ini, Stetoskop dapat digunakan pula untuk mengetahui kerja paru-paru dan juga untuk mengukur tekanan darah dengan mendengarkan denyut nadi. 
b.      Endoscopy
Endoscopy adalah merupakan alat untuk meneropong organ-organ dalam tubuh manusia tanpa sayatan atau dengan sayatan kulit minimal. Salah satu fungsinya adalah untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada alat-alat pencernaan bagian atas dan juga tenggorokan.
Pemeriksaan / tindakan pengobatan didalam saluran pencernaan yang menggunakan peralatan berupa teropong (Endoscop) Keunggulannya antara lain :
  •  Dapat melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna
  • Tindakan pengobatan dengan resikonya jauh lebih ringan daripada tindakan operasi.
  • Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah dan efisien.
  • Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.

ganti balutan luka operasi cesar

A. Pengertian
Mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih
B. Tujuan
1. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga kebersihan luka
2. Melindungi luka dari kontaminasi
3. Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis verband )
4. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
5. Menurunkan pergerakan dan trauma
6. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan
C. Indikadi
Pada balutan yang sudah kotor
D. Kontra Indikasi
1. Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab sehingga mikroorganisme dapat hidup
2. Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan – gesekan pembalut.
E. Persiapan Alat
1. Alat-alat steril
a. Pinset anatomis 1 buah
b. Pinset sirugis 1 buah
c. Gunting bedah/jaringan 1 buah
d. Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
e. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
f. sarung tangan 1 pasang
g. korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril
a. Gunting verban 1 buah
b. Plester
c. Pengalas
d. Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
e. Nierbeken 2 buah
f. Kapas alcohol
g. Aceton/bensin
h. Sabun cair anti septik
i. NaCl 9 %
j. Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
k. Sarung tangan 1 pasang
l. Masker
m. Air hangat (bila dibutuhkan)
n. Kantong plastic/baskom untuk tempat sampah

F. Pelaksanaan
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat ke pasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7. Letakkan pengalas dibawah area luka
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
9. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam nierbeken.
Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. ( Bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/ bensin )
10. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan dengan berlahan
11. Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
12. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
13. Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic
14. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
15. Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
16. Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi)
17. Menutup luka dengan cara:
a. Balutan kering
1. lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian sekeliling kulit
2. lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
3. lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
b. Balutan basah – kering
1. lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril atau anti mikkrobial untuk menutupi area luka
2. lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
3. lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
c. Balutan basah – basah
1. lapisan pertama kassa steril yang telah dilembabkan dengan cairan fisiologik untuk menutupi area luka
2. lapisa kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
3. lapisan ketiga (lapisan paling luar) kassa steril yang sudah dilembabkan dengan cairan fisiologik
18. Plester dengan rapi
19. Buka sarung tangan dan masukan kedalam nierbeken
20. Lepaskan masker
21. Atur dan rapikan posisi pasien
22. Buka sampiran
23. Evaluasi keadaan umum pasien
24. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi
25. perawat cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan